Harapan Itu Tidak Pernah Sirna – Selama Iman Ada di Dada
Selalu
ada harapan bukanlah sesuatu yang klise. Harapan itu masih ada, harapan
itu tidak pernah sirna. Jika Anda berpikir sebaliknya, silahkan Anda
baca artikel ini. Dan, bagi Anda yang setuju bahwa harapan itu tidak
pernah sirna, maka dengan membaca artikel ini Anda akan lebih optimis
lagi.
Mengapa memiliki harapan begitu penting dalam hidup? Sebab, tanpa
harapan, artinya hidup Anda selesai. Banyak orang yang mengakhiri
hidupnya (dalam artian harfiah maupun kiasan) karena mereka sudah tidak
lagi memiliki harapan.
Lalu bagaimana agar asa itu tetap ada tidak terputus?
Harapan Akan Berbanding Lurus dengan Ilmu
Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat“. (QS. Al Hijr:56)
Hanya orang sesat, yaitu mereka yang tidak memiliki ilmu, yang
berputus asa dari rahmat-Nya. Mungkin saja, ada orang yang merasa sudah
berilmu, bahkan memiliki gelar profesor, tetapi jika dia masih berputus
asa, artinya dia masih sesat. Untuk itulah, agar kita terhindar dari
putus asa, jangan pernah berhenti untuk menuntut ilmu.
Anda akan tersesat dalam perjalanan, jika Anda tidak tahu jalan yang
sedang Anda tempuh. Anda bisa mempersiapkan ilmu sebelum perjalanan atau
Anda bisa bertanya saat dalam perjalanan sehingga Anda mengetahui jalan
yang benar. Dan ini bisa Anda aplikasikan untuk berbagai hal lainnya
seperti dalam pendidikan, karir, dan bisnis. Belajarlah, Anda tidak akan
tersesat dan harapan itu tidak pernah sirna.
Ada banyak tempat untuk belajar menuntut ilmu. Kuncinya ada mau
membuka hati untuk menerima ilmu dari mana pun datangnya. Tidak ada ilmu
yang sia-sia. Seringkali, kita sendiri yang menutup hati karena ilmu
yang kita dapat tidak sesuai dengan yang kita inginkan.
Kadang, banyak orang yang terjebak. Dia belajar bukan untuk mencari
jalan yang benar, tetapi untuk membenarkan apa yang dia lakukan. Jika
ternyata tidak mendukung, maka dia akan menolaknya. Oleh karena itu,
jika kita menemukan pengetahuan dan ilmu yang mungkin tidak kita sukai,
tetaplah membuka hati kita, karena bisa jadi (bukan pasti) itu adalah
sesuatu yang benar.
Fondasinya Adalah Iman
Pekerjaan, tugas, dan dakwah bisa jadi sebuah beban yang sangat
besar. Saat kita merasa berat, bahkan diri ini hampir-hampir roboh
memikulnya, artinya fondasi dalam diri kita masih lemah. Fondasi kita
itu tiada lain adalah iman.
Satu ayat terakhir QS Al Baqarah sering kali menjadi penyembuh bagi
mereka yang berputus asa. Mereka yang merasa tidak sanggup, namun saat
diingatkan bahwa seberat apa pun beban yang kita pikul, pasti manusia
akan sanggup memikulnya, maka mereka kembali bersemangat lagi. Bagaimana
tidak? Yang mengatakannya adalah Allah Subhanahu wa ta’ala, pasti
benar.
Ya, tentu saja. Orang beriman akan merasakan semangat kembali. Mereka
yakin dengan apa yang tertulis dalam Al Quran. Mereka menjadi semangat
kembali dan harapan itu tidak pernah sirna. Namun berbeda dengan orang
yang tidak beriman atau yang lemah imannya, meski kita sebutkan ayat itu
berkali-kali, mereka tetap saja mengatakan tidak sanggup, terlalu
berat, keterlaluan, dan berputus asa.
Tumbuhkanlah iman itu. Yakinlah bahwa apa yang dikatakan Allah dalam
QS Al Baqarah: 286 itu benar secara mutlak. Anda tidak akan pernah putus
asa, Anda akan tetap memiliki harapan.
Jika Anda orang beriman, saat Anda mendengar ayat ini:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al Baqarah:286)
maka harapan Anda akan tumbuh kembali. Harapan itu tidak pernah sirna selama iman ada di dada.
Mari kita sama" belajar membuka hati kita untuk meningkatkan keimanan kita dan memperkokoh fondasi hidup kita. salah satu contohnya adalah dengan belajar di Blog Edukasi ini . Silahkan cari artikel menarik lainnya di Daftar Isi. Jika menurut kalian bermanfaat, silahkan di Share
0 komentar:
Posting Komentar