KISAH SEORANG GADIS BUTA DAN PEMUDA BAIK HATI
ALKISAH, ada seorang gadis bernama AMIRA. Dia berparas sangat cantik, namun dia tidak bisa melihat karena buta. Dia tinggal di sebuah kota kecil, bersama ibunya yang sehari – hari bekerja sebagai pedagang. Dia adalah seorang anak yatim, ayahnya meninggal sejak dia masih berusia belia. Waktu yang terus berjalan, seolah dilewati Amira dengan rasa begitu kelam, begitu muram dan begitu sunyi mencekam. Seakan dia tercekat dalam kesepian yang melekat.
Sang Ibu tidak henti – hentinya berusaha untuk menghibur Amira, putri semata wayang, yang menjadi satu – satunya tumpuan harapan di usianya yang kian merangkak senja. Namun apalah yang bisa dia perbuat. Ketika Tuhan sudah berkehendak, tentu manusia tidak bisa mengelak. Akhirnya suatu hari Amira jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah. Ibunya pun terus berusaha keras untuk mengobati. Namun sakit Amira tidak juga sembuh, justru sakitnya semakin berimbuh.
Seiring perjalanan waktu, Tuhan mempertemukan Sang Ibu dengan seorang pemuda baik hati bernama YOGA. Pemuda itu menawarkan kepada Sang Ibu untuk mengobati sakit putrinya. Sang Ibu pun akhirnya mengundang Yoga datang ke rumah dan melihat kondisi putrinya.
“Datanglah ke rumah ! Anak saya sakit keras. Dia juga buta, tidak bisa melihat,” kata Sang Ibu.
Yoga pun segera datang dan menemui si Gadis Buta.Rupanya pertemuan itu berbuah manis.Begitu kenal dengan Yoga, sedikit demi sedikit kondisi Amira berangsur membaik. Dia seolah merasakan hari – hari yang semakin berwana, dia merasakan ada satu relung kekosongan yang kini terisi.
Rupanya Sang Pemuda pun terpesona dengan kecantikan Amira, hingga akhirnya mereka pun menjadi sepasang kekasih.
Yoga akhirnya menjadi seseorang yang selalu setia membantu dan menemani Amira. Memberinya semangat untuk sembuh. Mengisi hari – harinya dengan canda yang merengkuh.
Sampailah di suatu hari, Sang Pemuda berjanji bahwa dia akan menikahi Amira setelah kekasihnya itu sembuh dan bisa melihat.
“Apakah engkau tidak malu menikahi gadis buta sepertiku ?” tanya Amira.
“Ya aku bersedia. Aku juga yakin, Tuhan Maha Penyayang. Suatu saat engkau akan sembuh dan bisa melihat.”
Hari demi hari terus berjalan. Hingga akhirnya pada suatu waktu ada seseorang yang mendonorkan sepasang matanya untuk diberikan kepada si Gadis. Singkat cerita Amira pun bisa sembuh dan bisa melihat.
Rupanya berita kesembuhan Amira itu pun tersebar ke seluruh penjuru kota. Singkat waktu Amira pun menjadi gadis yang diidolakan banyak pemuda di kotanya.
Setelah kekasihnya sembuh sang Pemuda pun kembali datang dan menanyai Amira :
“Amira, apakah kita akan segera menikah ?”
Si Gadis mendadak terkejut, karena setelah dirinya bisa melihat, ternyata dia baru mengetahui bahwa pemuda kekasihnya itu ternyata juga buta.
“Maafkan aku sayang, mengapa kamu tidak pernah bercerita kepadaku bahwa kamu seorang yang buta ?”
“Ya, aku memang belum pernah menceritakannya. Tapi bukankah kita akan segera menikah ?”
“Maaf Yoga, aku belum sanggup menjawab. Aku perlu waktu untuk berfikir.”
Tidak bisa berbuat banyak, Sang Pemuda pun akhirnya pulang.
Beberapa minggu berjalan, Yoga pun kembali datang menemui Amira.
“Amira, apakah hari ini kamu sudah bisa menjawab pertanyaanku ? Kapan kita akan menikah ?”
Si Gadis seperti bingung menjawab, lama dia terdiam, namun setelah Yoga mendesak akhirnya si Gadis pun menjawab :
“Maafkan aku Yoga, secara jujur aku tidak sanggup menikah denganmu. Ya, mungkin lebih baik kita cukup berteman saja.”
“Apakah kamu sudah berubah pikiran ? Aku sangat mencintaimu, Amira. Aku ingin menikah denganmu.”
“Maafkan aku, Yoga. Aku harus jujur bahwa aku memang tidak sanggup menikah denganmu.”
“Apakah karena aku buta ?” tanya Yoga.
“Aku tidak bisa menjelaskannya. Sekali lagi maaf.”
Si Gadis pun akhirnya berkeputusan untuk menolak menikah dengan Sang Pemuda yang pernah menjadi kekasihnya tersebut.
Yoga terdiam, tubuhnya tergetar. Tentu hatinya sangat kecewa. Dia baru menyadari bahwa semua penantian panjang dan kesetiaannya selama ini, ternyata tidak berarti lagi. Amira menjadi gadis yang sangat dia cintai, Amira pula menjadi gadis yang sangat merontokkan perasaannya kini. Dengan berat Sang Pemuda beranjak. Rasa sedih yang mengekang, sangat terlihat dari sudut matanya yang berlinang. Sebelum melangkah pergi, Yoga sempat berkata dengan suara terbata :
“Amira, cinta memang… tidak mengharuskan seseorang untuk memilikinya. Inilah dunia, bahwa terkadang manusia selalu mengharapkan lebih… dari apa yang seharusnya terjadi. Aku doakan semoga dirimu akan bahagia dengan pilihanmu kelak. Aku hanya titip pesan, tolong dijaga kedua matamu, sampai dirimu bisa betul – betul sembuh.”
Setelah Yoga pergi, ibu si Gadis pun segera menghampiri putrinya sambil menangis.
“Anakku, sebenarnya aku sudah bersumpah kepada Pemuda itu untuk tidak bercerita hal ini kepadamu. Namun hari ini aku terpaksa mengatakan yang sebenarnya terjadi. Ketahuilah bahwa sesunguhnya orang yang telah rela mendonorkan matanya untuk diberikan kepadamu adalah YOGA. Dialah orang yang telah berkorban sangat besar, sampai kamu bisa sembuh dan bisa kembali melihat. Dia bahkan rela dirinya menjadi buta, demi seseorang yang dicintainya bisa melihat.”
Mendengar pengakuan ibunya tersebut Amira mendadak terkejut. Mulutnya seperti terkunci. Dadanya terguncang, tubuhnya limbung. Sebentar kemudian dia lunglai dan pingsan.
Abil nilai positifnya. ok...Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar